8+ Rekomendasi Kuliner Malam Jogja Enak Wajib dicoba - Hyarta

8+ Rekomendasi Kuliner Malam Jogja Enak Wajib dicoba

Tempat Makam malam di Jogja yang wajib di coba

8+ Rekomendasi Kuliner Malam Jogja Enak Wajib dicoba ~ Hyarta.com. Hallo sobat Hyarta, berbicara masalah Jogja tidak ada habisnya mulai dari wisata alam, wisata budaya, bahkan wisata kuliner yang bisa memanjakan lidah kita. Jogja juga dikenal dengan romantisme di setiap sudutnya sehingga membuat kota ini menjadi tujuan favorit wisatawan untuk berkunjung ke Jogja. 

Di Jogja memiliki banyak sekali destinasi wisata favorit, mulai dari Jalan Malioboro, Kraton Yogyakarta, Candi Prambanan, hingga Pantai Parangtritis. Salah satu romantisme di jogja adalah keliling Jogja menggunakan kendaraan sambil berburu wisata kuliner di malam hari. Tentunya hal tersebut membuat kenangan indah kita Bersama orang-orang terdekat. 

Baca juga: Info Wisata Pantai Parangtritis Destinasi Favorit Pantai Selatan Jogja

Selain terkenal akan wisatanya, Jogja merupakan tempat terbaik untuk melakukan investasi. Banyak sekali orang yang melakukan investasi tanah dan rumah di Jogja yang digunakan untuk mendapatkan passive income serta sebagai hunian rumah tinggal. Buat yang mau investasi kamu bisa mencoba untuk membeli Perumahan Mewah Hyarta Ecovillage. Perumahan tersebut sangat cocok untuk investasi jangka Panjang, Selain dapat digunakan untuk rumah tinggal atau rumah persiapan pensiun di Jogja kamu juga bisa menggunakannya untuk disewakan.

Rekomendasi Wisata Kuliner Malam Hari di Jogja Enak Wajib dicoba

Jogja, kota budaya yang kaya akan sejarah dan tradisi, juga menyuguhkan pengalaman kuliner malam yang tak kalah menarik. Berbagai hidangan lezat bisa dinikmati mulai dari sore hingga dini hari, memanjakan lidah para penggemar kuliner. Hyarta.com telah merangkum 10 destinasi wisata kuliner malam Jogja yang patut dicoba. Simak ulasan berikut untuk memilih tempat yang sesuai dengan selera Anda!

1. Gudeg Bromo Bu Tekluk

   – Lokasi: Jl. Affandi No. 2A, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.

   – Jam Buka: 11 malam – habis (biasanya hingga 5 dini hari).

Baca juga: Solusi Efektif Untuk Mengatasi Kerak Di Kamar Mandi: Tips Dan Trik Membersihkan

Gudeg Bromo Bu Tekluk, sebuah kuliner malam legendaris di Yogyakarta, telah memikat hati para pencinta kuliner sejak tahun 1984. Didirikan oleh Bu Sumijo, kedai ini semula dikenal sebagai Gudeg Bromo sebelum terkenal dengan nama unik “Bu Tekluk”, yang terinspirasi dari kebiasaan Bu Sumijo yang sering terkantuk-kantuk saat berjualan di malam hari. Menjadi tujuan utama bagi mahasiswa yang lembur hingga keluarga yang mencari santapan malam, Gudeg Bromo Bu Tekluk menjadi ikon kuliner malam Yogyakarta berkat rasa autentik dan suasana khasnya.

Terletak di Jalan Affandi nomor 2A, Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, kedai Gudeg Bromo Bu Tekluk buka dari pukul 11 malam hingga 5 pagi, menjadikannya pilihan ideal bagi mereka yang mencari makanan lezat di tengah malam. Menawarkan gudeg basah sebagai menu utama, lengkap dengan lauk pauk seperti tempe, tahu, ayam suwir, telur bacem, dan daging ayam, kedai ini juga menyediakan pilihan bagi pencinta pedas. Dengan harga terjangkau sekitar 20 ribu rupiah per porsi, Gudeg Bromo Bu Tekluk bukan hanya menyajikan kuliner khas, tetapi juga pengalaman budaya kota Yogyakarta yang otentik.

2. Gudeg Pawon

   – Lokasi: Jalan Janturan No. 36, Warungboto, Umbulharjo.

   – Jam Buka: 6 sore – 9 malam.

Baca juga: Cari Wisata Malam Di Jogja, Ini Rekomendasi Tempat Romantis Dan Tips Hemat Liburan

Gudeg Pawon, sebuah legenda kuliner malam Yogyakarta, telah memikat hati para pengunjung sejak pertama kali dirintis oleh Ibu Prapto Widarso pada tahun 1958. Gudeg, makanan khas Yogyakarta yang terbuat dari nangka muda, disajikan di Gudeg Pawon dengan cara yang unik dan memikat. Terletak di Jl. Janturan 36 – 38, Warungboto, warung ini menawarkan pengalaman kuliner yang tidak hanya tentang rasa, tetapi juga tentang tradisi dan kehangatan. Pembeli disuguhi pengalaman unik menikmati gudeg langsung di dapur pemilik warung, sebuah konsep yang sesuai dengan nama ‘Pawon’ yang berarti ‘Dapur’ dalam bahasa Jawa. Buka hanya selama tiga jam mulai pukul 22.00 hingga 01.00 WIB, warung ini selalu dipadati antrean pengunjung yang bersemangat, bahkan sebelum warung buka.

Gudeg Pawon menawarkan varian gudeg basah, yang terkenal dengan kelezatannya yang gurih dan manis, disajikan bersama dengan sambal krecek pedas dan bumbu areh yang kaya rasa. Pelengkapnya, ayam kampung dan telur, menambah keistimewaan setiap porsi. Harga per porsi gudeg di Gudeg Pawon sangat terjangkau, berkisar antara Rp 11.000 hingga Rp. 25.000, membuatnya menjadi pilihan populer baik bagi penduduk lokal maupun wisatawan. Untuk menikmati kelezatan Gudeg Pawon tanpa antrean panjang, disarankan untuk datang lebih awal, agar bisa langsung merasakan kehangatan dan kekayaan rasa dari salah satu ikon kuliner Yogyakarta ini.

3. Sate Klatak Pak Bari

   – Lokasi: Pasar Wonokromo, Jalan Imogiri Timur No. 5, Wonokromo, Pleret, Bantul.

   – Jam Buka: 06.30 sore – 1 dini hari.

Baca juga: Tempat Wisata Obelix Village: Harga Tiket Masuk, Lokasi Dan Daya Tarik Wisata Baru Nuansa Alam

Di tengah keramaian Pasar Jejeran Wonokromo yang bertahan hingga lewat magrib, warung sate klathak Pak Bari menjadi sebuah oase kuliner yang menarik banyak pengunjung. Dikenal sejak penampilannya di film AADC 2, warung ini semakin ramai dengan antrean pelanggan yang tak ingin melewatkan kesempatan mencicipi sate klathak autentik buatan Pak Bari. Uniknya, sate ini dibuat dari daging kambing muda yang ditusuk menggunakan jeruji sepeda dari besi, bukan bambu, memastikan daging matang merata dengan sempurna. Pak Bari, yang mulai menjual sate klathak sejak sore, dibantu oleh tujuh karyawannya, melayani pelanggan yang terus berdatangan.

Tradisi kuliner ini telah diwariskan selama tiga generasi, dimulai dari kakek Pak Bari, Mbah Ambyah, sejak sebelum kemerdekaan Indonesia. Lokasi di Pasar Jejeran dipilih berdasarkan sejarah keluarga yang telah lama berjualan di sana. Tidak hanya sate klathak, warung Pak Bari juga menyediakan berbagai olahan daging kambing lainnya seperti tongseng, tengkleng, dan gulai jeroan. Minuman hangat yang disajikan pun spesial, menggunakan gula batu alih-alih gula pasir. Saat mencicipi, sate klathak Pak Bari menawarkan sensasi rasa asin dominan, sesuai dengan konsep sate berbumbu minimalis yang hanya menggunakan garam saat pembakaran. Dagingnya yang empuk dan rasa yang kaya membuat pengalaman kuliner di warung Pak Bari tak terlupakan.

4. Oseng Mercon Bu Narti

   – Lokasi: Jalan KH Ahmad Dahlan (sebelah barat RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta).

   – Jam Buka: 5 sore – tengah malam.

Baca juga: Agrowisata Bhumi Merapi Yogyakarta: Wisata Edukatif Dan Instagramable

Oseng Mercon Bu Narti dari Yogyakarta bukan sekadar makanan, melainkan sebuah pengalaman kuliner yang memacu adrenalin. Para pengunjung yang duduk lesehan di pinggir jalan, terlihat terengah-engah dengan mata melotot dan keringat bercucuran, bukan karena aktivitas fisik, melainkan karena kepedasan hidangan ini. Diperkenalkan saat krisis ekonomi tahun 1998 oleh Bu Narti, oseng-oseng mercon telah menjadi ikon kuliner Yogyakarta, menarik para wisatawan dan warga lokal untuk mencicipi sensasi ledakan rasa yang ditawarkannya. Dengan sejarah yang berawal dari perjuangan hidup Bu Narti, hidangan ini tak hanya menyajikan rasa, tapi juga cerita perjuangan dan keberanian.

Dari segi tampilan, oseng mercon ini terlihat sederhana, terdiri dari nasi putih panas dengan oseng yang berisi kikil, gajih, kulit, dan tulang muda atau ‘koyoran’, lengkap dengan irisan cabai rawit yang membuatnya terlihat sangat pedas. Kehadiran lemak yang banyak di dalamnya membuat hidangan ini cepat membeku jika tidak dimakan dengan segera, menambah urgensi untuk menikmatinya panas-panas. Meski terasa sangat pedas, hidangan ini memiliki daya tarik tersendiri, membuat para penikmatnya kembali lagi meski telah berjuang dengan kepedasannya. Nama ‘mercon’, yang diberikan oleh budayawan Cak Nun, menggambarkan betapa ledakannya sensasi rasa dalam hidangan ini, terutama saat akhir pekan ketika Bu Narti meningkatkan komposisi cabainya, menjanjikan ‘sambaran halilintar’ yang tak terlupakan bagi siapa saja yang berani mencobanya.

5. Angkringan KR

   – Lokasi: Jl. P. Mangkubumi, Gowongan, Jetis, Yogyakarta.

   – Jam Buka: 4 sore – 5 dini hari.

Baca juga: 10 Rekomendasi Tempat Wisata Pantai Di Jogja Terkenal Wajib Di Kunjungi

Angkringan KR, singkatan dari Angkringan Kedaulatan Rakyat, adalah ikon kuliner terkemuka di Yogyakarta, terkenal akan keunikannya dan letaknya yang strategis di halaman depan kantor redaksi Harian Kedaulatan Rakyat, Jl. Mangkubumi. Lokasinya yang di pusat Kota Yogyakarta menjadikan tempat ini destinasi favorit bagi penggemar kuliner angkringan, baik untuk makanan lezat yang terjangkau maupun untuk bersantai sambil berkumpul bersama teman-teman. Ragam menu yang disajikan sangat khas dan mencakup pilihan makanan tradisional angkringan seperti sego kucing, tahu goreng, dan sate usus, hingga pilihan “masa kini” seperti sate bakso dan aneka gorengan, semuanya ditawarkan dengan harga yang ramah di kantong.

Angkringan KR bukan hanya populer di kalangan mahasiswa dan anak muda, tapi juga menarik pengunjung dari berbagai lapisan masyarakat dan profesi, menjadikannya destinasi kuliner yang unik di Yogyakarta. Tempat ini terkenal dengan suasana santainya, dimana pengunjung dapat bersantap sambil duduk lesehan, menikmati kehangatan dan keakraban khas Yogyakarta. Selalu ramai dari sore hingga tengah malam, Angkringan KR menawarkan suasana guyub dan romantis yang cocok untuk dinikmati bersama keluarga, teman, atau orang terdekat, membuat pengalaman kuliner di Yogyakarta menjadi lebih berkesan dan autentik.

6. Angkringan Lik Man

   – Lokasi: Jalan Wongsodirjan, sebelah utara Stasiun Tugu Yogyakarta.

   – Jam Buka: 2 sore – 3 dini hari.

Baca juga: Rekomendasi Tempat Nongkrong Di Jogja Dengan View Pemandangan Indah

Angkringan Lik Man, yang terletak di Yogyakarta, merupakan destinasi kuliner legendaris yang menawarkan pengalaman unik khas kota ini. Berdiri sejak tahun 1960 dan dikelola secara turun-temurun oleh keluarga Lik Man, angkringan ini telah menjadi ikon dan bagian tak terpisahkan dari kehidupan malam di Yogyakarta. Dengan lokasinya yang strategis dekat Stasiun Tugu, Angkringan Lik Man tidak hanya populer di kalangan penduduk lokal, tetapi juga menjadi tujuan wajib bagi para wisatawan. Menyediakan berbagai menu minuman dan cemilan tradisional, tempat ini terkenal dengan suasana santainya yang memungkinkan pengunjung menikmati malam sambil bersantap.

Angkringan Lik Man terkenal akan menu andalannya, kopi jos, yang unik dengan tambahan bara arang yang masih membara, menciptakan suara “jos” khas saat diseduh. Kisah kopi jos ini bermula dari sebuah eksperimen Lik Man yang tidak sengaja menemukan cara pembuatan yang unik ini. Selain kopi jos, angkringan ini juga menawarkan berbagai makanan dan minuman lain dengan harga yang sangat terjangkau, tidak lebih dari Rp10 ribu. Kombinasi harga yang ramah kantong, menu yang beragam, dan suasana otentik menjadikan Angkringan Lik Man sebagai tempat yang sempurna untuk menikmati malam di Yogyakarta.

7. Nasi Teri Gejayan

   – Jam Buka: 22.00 – habis (sampai dini hari).

   – Lokasi: (alamat tidak dicantumkan)

Baca juga: Rekomendasi Restoran Enak Bersama Keluarga Di Jogja Perlu Kamu Coba

Nasi Teri Gejayan, kuliner khas Jogjakarta, telah memikat hati para penggemar kuliner dengan keunikannya. Dikenal sebagai salah satu makanan legendaris di kota ini, Nasi Teri Gejayan menawarkan perpaduan rasa asin, gurih, dan pedas dari ikan teri yang disajikan bersama nasi putih. Berbeda dari warung lain yang menyajikan nasi kucing, warung ini justru menyediakan nasi putih campur teri pedas. Dibuka sejak tahun 1970-an oleh Pak Dul dan kini dilanjutkan oleh menantunya, Pak Subagiyo, warung ini terkenal akan rasanya yang super lezat dan telah menjadi bagian dari sejarah kuliner Jogja.

Tidak hanya lezat, Nasi Teri Gejayan juga dikenal dengan harga yang ramah di kantong, dimulai dari Rp.8000-an saja. Warung ini menyajikan berbagai pilihan lauk pauk, termasuk sayur nangka muda, ayam, telur, tempe, tahu, dan bakwan jagung. Meskipun buka pada jam 21.00 WIB, warung ini selalu ramai dikunjungi, terutama oleh mereka yang mencari kuliner malam khas Jogjakarta. Lokasinya di jalan Gejayan, tanpa papan nama atau banner, hanya ditandai dengan tenda dan keramaian pengunjung, membuatnya mudah dikenali. Dikenal juga sebagai ‘Nasi Teri Pak Dul’, warung sederhana ini menawarkan pengalaman kuliner autentik dengan deretan kursi plastik dan tikar sebagai alas duduk, menjamin kepuasan rasa dengan harga yang terjangkau.

8. Soto Sampah

   – Lokasi: Jalan Kranggan, Cokrodiningratan, Kota Yogyakarta.

   – Jam Buka: 7 pagi – setengah 3 pagi.

Baca juga: Cari Rumah Hobbit Jogja? Ini Harga Tiket Dan 2 Lokasi Mangunan Dan Kaliurang

Soto Sampah, sebuah kuliner malam legendaris di Yogyakarta, menawarkan pengalaman rasa unik yang telah bertahan sejak tahun 1970, dan mungkin lebih awal. Awalnya dikenal sebagai Soto Simak atau Soto Becak, karena banyak pelanggannya adalah tukang becak, tempat ini bertransformasi menjadi Soto Sampah pada tahun 2009. Penamaan ini berasal dari penampilan hidangannya yang berantakan, mirip tumpukan sampah, diisi dengan beragam isian seperti gajih daging sapi, bihun, taoge, irisan kol, dan kuah soto yang gurih. Meski namanya terdengar kurang menarik, rasa sotonya yang lezat berhasil menarik banyak pengunjung, menjadikan tempat ini tak pernah sepi.

Soto Sampah tidak hanya menawarkan pengalaman kuliner yang menggugah selera, tetapi juga kenyamanan dengan harga yang terjangkau. Hanya dengan 6 ribu rupiah per porsi, disertai pilihan gorengan sebagai camilan seharga seribu rupiah per buah, pengunjung dapat menikmati makanan khas Jogja ini. Terletak di Jalan Kranggan nomor 1, Yogyakarta, kedai ini buka 24 jam, memudahkan siapa saja untuk mencicipi kelezatannya. Keberhasilan Soto Sampah di Jogja juga tercermin dari pembukaan cabangnya di Alun-Alun kota, menunjukkan betapa kuliner ini tidak hanya sekadar nama, tapi juga soal cita rasa yang memikat.

9. Mie Nyemek Bu Siti

   – Lokasi: Jalan Sisigamangaraja No. 39, Kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta.

   – Jam Buka: (tidak dicantumkan).

Baca juga: 7 Lokasi Ciamik Berburu Spot Sunset Di Jogja Indah Dan Mempesona

Mie Nyemek Bu Siti, terletak di Jl Sisingamangaraja No 39 Brontokusuman, Kec Mergangsan, Kota Yogyakarta, merupakan destinasi kuliner malam yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Yogyakarta. Terkenal dengan kelezatan yang legendaris, Mie Nyemek Bu Siti menawarkan pengalaman rasa unik dari mie instan yang dimasak dengan tambahan bumbu khas, seperti sayur, bawang putih, cabai rawit, dan kecap, yang menciptakan cita rasa menggugah selera. Berdiri sejak tahun 2002, warung ini didirikan oleh Siti Fatimah dan kini dikelola oleh adiknya, Siti Artani, yang meneruskan tradisi kuliner ini dengan penuh dedikasi.

Warung Mie Nyemek Bu Siti buka setiap hari dari jam 19.00 hingga 03.00 dini hari, menjadikannya tempat sempurna untuk menikmati makanan hangat di malam hari di Yogyakarta. Dengan harga terjangkau, mulai dari Rp 9 ribu hingga Rp 15 ribu per porsi, pengunjung bisa memilih berbagai jenis mie, baik kuah maupun goreng, yang tersedia dalam beragam rasa. Tempat ini tidak hanya menarik bagi para pencinta kuliner, tapi juga bagi keluarga, teman, dan pasangan yang mencari makanan lezat dengan harga yang bersahabat, terutama setelah pandemi virus corona.

10. Bakmi Jawa Pak Pele

    – Lokasi: Pojok Tenggara Alun-Alun Utara, Panembahan, Keraton, atau Desa Sembungan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul.

    – Jam Buka: Setengah 5 sore – 11 malam.

Baca juga: Kopi Klotok Jogja Legendaris Mulai Dari Menu, Harga Hingga Jam Operasionalnya

Bakmi Pak Pele, sebuah warung bakmi jawa yang telah menjadi legenda di Yogyakarta, semakin menarik perhatian publik setelah dikunjungi oleh Presiden Joko Widodo dan rombongannya. Warung ini dijalankan oleh Suharjiman, lebih dikenal sebagai Pak Pele, yang memulai usahanya di tahun 1983, saat ia berusia 25 tahun. Nama “Pele” dipilih sebagai bentuk kecintaan Pak Pele terhadap sepak bola dan menghormati legenda sepak bola Brasil, Pele. Pak Pele, yang juga merupakan penggemar dan pemain sepak bola, memulai usahanya di tahun 1983, tidak lama setelah meninggalkan pekerjaannya di PT Punokawan pada tahun 1982.

Warung ini awalnya berlokasi di samping Bangsal Pagelaran, Keraton Yogyakarta, namun pindah ke samping SDN Keputran 1 di Panembahan, Kraton, Kota Jogja pada tahun 1997, menyusul pembangunan tembok di sekeliling Keraton Yogyakarta dan kebutuhan Pak Pele untuk membantu ayahnya yang bekerja sebagai penjaga sekolah. Terkenal dengan keunikan resepnya, Pak Pele menggunakan arang sebagai bahan bakar dan telur bebek dalam bakminya, serta ayam kampung asli, dengan konsumsi mencapai 22 ekor ayam per hari dan meningkat saat kunjungan presiden. Warung Bakmi Pak Pele tidak hanya terkenal karena cita rasa uniknya, tetapi juga cerita di balik nama dan sejarahnya yang menginspirasi.

Bakmi Jawa Pak Pele menggabungkan telur bebek dan ayam kampung dalam hidangan bakmi Jawa yang lezat. Pilihan bakmi goreng, bakmi godhog, dan bakmi nyemek bisa dinikmati sesuai selera.

Terimakasih telah membaca 8+ Rekomendasi Kuliner Malam Jogja Enak Wajib dicoba semoga bisa bermanfaat dan jangan lupa baca berita lainnya di Hyarta.com atau bisa juga baca berita kami di Google News.

Baca juga: Tebing Watu Mabur Camp Jogja: Info Harga, Rute, Jam Buka Tempat Wisata

Related Artikel
Artikel yang Berkaitan